Resume Buku
Cermin Teosentris dan Antroposentris dalam Teologi Islam
Cermin Teosentris dan Antroposentris dalam Teologi Islam
BAB I
DASAR-DASAR
QUR’ANI DAN SEJARAH ILMU KALAM
A. Pengertian dan dasar Qur’ani ilmu kalam
Teologi
dari segi bahasa berasl dari bahasa Yunani Theologia. Theos
berarti Tuhan atau Dewa, dan Logos yang berarti ilmu. Sehingga teologi
adalah pengetahuan ketuhanan. Teologi dalam islam disebut juga ilmu kalam.
Menurut Ibnu Khaldun, Ilmu kalam ialah ilmu yang berisi alasan-alasan
mempertahankan kepercayaan iman, dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan
berisi bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang meyeleweng dari kepercayaan
Salaf dan Ahli Sunnah. Ilmu kalam
disebut dengan beberapa nama diantaranya ilmu ushuludin karena ilmu ini
membahas pokok-pokok agama, ilmu tauhid karena ilmu ini membahas tentang
keesaan Allah SWT, Al-Fiqh Al-Akbar karena membahas hal-hal sangat
penting yang berkaitan dengan istilah keyakinan atau pokok agama.
BAB II
KERANGKA
BERPIKIR ALIRAN-ALIRAN ILMU KALAM
Ruang
lingkup pembahasan ilmu kalam ialah hal-hal yang berhubungan dengan Allah dan
Rasul-Nya. Sedangkan sumber hukum ilmu kalam diantaranya ialah Al-Qur’an,
As-Sunnah, pemikiran manusia dan insting.
Perbedaan
metode berfikir secara garis besar dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu
kerangka berfikir rasional yakni berprinsip hanya terikan pada dogma-dogma yang
jelas dan tegas yang disebut dalam Al-Qur’an dan Hadits, dan yang kedua metode
berfikir tradisional yakni berprinsip terikat pada dogma-dogma dan ayat-ayat
yang mengandung arti dzhani.
Disamping
pengkategorian di atas, dikenal pula
pengkategorian yang muncul karena perbedaan kerangka berpikir dalam
menyelesailan pesoalan-persoalan kalam
1.
Aliran Antroposentris
Menganggap bahwa hakikat realitas
transenden bersifat intrakosmos dan impersonal.
2. Aliran
Teosentris
Menganggap bahwa hakikat
transenden bersifat suprakosmos, personal dan ketuhanan.
3. Aliran
Konvergensi Sintesis
Menganggap bahwa hakikat realitas
transenden bersifat intrakosmos sekaligius suprakosmos, personal dan
impersonal. Aliran konvergensi memandang bahwa pada dasarnya segala sesuatu
berada dalam ambigu, baik secara substansial maupun formal.
4. Aliran
Nihilis
Menggap bahwa hakikat
tansendental hanyalah ilusi. Aliran ini pun menolak Tuhan yang mutlak, tetapi
menrima berbagai variasi Tuhan kosmos.
BAB
III
HUBUNGAN
ILMU KALAM, FILSAFAT DAN TASAWUF
Ilmu kalam
memiliki keterkaitan dengan Tasawuf sebagai ilmu yang mempelajari cara
mendekatkan diri kepada Allah, dan filsafat sebagai suatu proses berfikir
rasional dalam mencari hakikat sesuatu secara mendasar dan menyeluruh. Hubungan
ketiga disiplin ilmu tersebut ialah ketiganya berusaha menemukan apa yang
disebut kebenaran.
Kalam,
tasawuf dan filsafat mempunyai kemiripan pada objek kajiannya. Objek kajian
ilmu kalam adalah ketuhanan, tasawuf adalah Tuhan yakni pendekatan kepada-Nya,
dan filsafat adalah masalah ketuhanan serta segala sesuatu yang ada. Sedangkan
perbedaannya terletak pada aspek metodologinya.
BAB IV
KALAM
KHAWARIJ DAN MURJI’AH
A. Khawarij
Adalah
kelompok yang keluar meninggalkanbarisan karena tidak sepakat terhadap Ali yang
menerima tahkim ketika melawan Mu’awiyah dalam perang Siffin.
Beberapa doktrin khawarij
· Khalifah
harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat islam
· Setiap
muslim bisa menjadi khalifah asal sudah memenuhi syarat
· Al-Qur’an
adalah makhluk
· Manusia
bebas menentukan perbuatannya bukan Tuhan
Subsekte khawarij yang besar ada
delapan
· Al-Muhakimah
· Al-Azriqah
· Al-Najdat
· Al-Baihasiyah
· Al-Ajaridah
· As-Saalabiyah
· Al-Abadiyah
· As-Sufriyah
B. Murji’ah
Adalah
kelompok yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa, yaitu
Ali, Mu’awiyah dan pasukannya pada hari kiamat kelak.
Beberapa doktrin Murji’ah
menurut Harun Nasution
· Menunda
hukuman Ali, Mu’awiyah dan pasukannya dan menyerahkannya kepada Allah di hari
kiamat kelak
· Menyerahkan
keputusan kepada Allah atas orang muslim yangberdos besar
· Meletakkan
pentngnya iman daripada amal
· pengampunan
dan rahmat dari Allah.
Sekte-sekte Murji’ah
· Al-Jahmiyah
· Ash-Shahiliyah
· Al-Yunushiyah
· Asy-Syamriayah
· Asy-Syawabaniyah
· Al-Ghailaniyah
· An-Najariyah
· Al-Hanafiyah
· Asy-Syabibiyah
· Al-Mu’aziyah
· Al-Murisiyah
· Al-Karamiyah
BAB V
JABARIYAH
DAN QODARIYAH
A. Jabariyah
Menurut
Harun Nasution Jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan
manusia telah ditentukan dari semula oleh Qadha dan Qadar Allah.
Secara garis besar doktrin
Jabariyah
· Manusia
tidak mampu berbuat apa-apa dan tidak mempunyai kehendak sendiri
· Al-Qur’an
adalah makhluk
· Surga
dan neraka tidak kekal
· Iman
adakah ma’rifat atau membenarkan dalam hati
· Allah
tidak mempunyai sifat serupa seperti makhluk
B. Qadariyah
Harun
Nasution menegaskan bahwa aliran ini berasal dari pengertian bahwa manusia
manusia mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal
dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepada Qadar Tuhan.
Doktrin Qadariyah
Manusia
berkuasa atas perbuatan-perbuatannya; manusia yang melakukan, baik atas kehndak
maupun kekuasaannya sendiri, dan manusia pula yang melakukan atau menjauhi
perbuatan-perbuatan jahat atau kemauan dan dayanya sendiri.
BAB IV
ALIRAN
MU’TAZILAH DAN SYIAH
A. Muta’zillah
Sebagian
ulama’ mendefinisikan Muta’zillah sebagai satu kelompok dari Qodriyah yang
berselisih pendapat dengan umat islam yang lain dalam permasalahan hokum pelaku
dosa besar yang dipimpin oleh Washil bin Atho’dan Amr bin Ubaid pada masa
Al-Hasan Al-Basri.
Secara
teknis Muta’zillah menunjukan pada dua golongan yaitu golongan pertama muncul
sebagai respons politik murni dan golongan kedua muncul sebagai respons
persoalan teologis yangberkembangdikalangan Khawarij dan Murji’ah yang muncul
ketika peristiwa tahkim.
Al-Ushul Al-Khamsah: Lima ajaran
teologi Muta’zillah
· At-Tauhid
(pengesaan Tuhan)
· Al-Adl
(keadilan Tuhan)
· Al-waad
wa al-wa’id (janji dan ancaman Tuhan)
· Al-manzillah
bain al-manziltain (posisi antara dua posisi)
· Al-amr
bi al-ma’ruf wa an-nahy’an al-munkar (menyeru kepada kebajikan dan mencegah
pada kemunkaran)
B. Syi’ah
Syi’ah
menurut etimologi bahasa Arab bermakna: pembeladan pengikut seseorang. Adapun
menuruh terminology syari’at bermakna merekayang menyatakan bahwa Ali bin Abi
Thalib sangat utama diantar para sahabat dan lebuh berhak memegang tampuk
kepemimpinan kaum muslimin,demikian pula anak cucunya sepeninggalan beliau.
Pokok-pokok ajaran Syi’ah
· At-tauhud
· Al-‘adl
· An-nubuwah
· Al-imamah
· Al-ma’ad
Para ahli pada umumnya membagi
sekte Syi’ah kedalam empat golongan besar
· Al-Kaisaniyah
· Az-Zaidiyah
· Al-Imamiyah
· Al-Ghaliyah
BAB
VII
PEMIKIRAN
KALAM AHLUSSUNNAH
Ungkapan
Ahlussunnah (sering disebut dengan sunni) dapat dibedakan menjadi dua
pengertian, yaitu umum dan khusus. Sunni dala pengertian umum adalah lawan
kelompok Syi’ah. Dalam pengertian ini, Mu’tazilah sebagaimana juga Asy’ariyah
masuk dalam barisan Sunni. Sunni dalam pengertian khusus adalah madzhab yang
berada dalam barisan Asy’ariyah dan merupakan lawan dari Mu’tazillah.
A.
Imam Ahmad bin Hanbal
Pemikiran
Teologi Imam Ahmad bin Hanbal
·
Dalam memahai
ayat Al-Qur’an Ibnu Hanbal lebih suka menerapkan pendekatan lafdzi
·
Al-Qur’an kalam
Allah bukan makhluk
B.
Ibnu Taimiyah
PemikiranTeologi
Ibnu Taimiyah
·
Sangat berpegang
teguh pada Nash(Al-Qur’an dan Al-Hadits)
·
Tidak memberikan
ruang gerak pada akal
·
Al-Qur’an
mengandung semua ilmu agama
·
Di dalam islam
yang diteladani ahanya ada tiga saja (Shahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi’in)
·
Allah memiliki
sifat yang tidak brertentangan dengan tauhid dan tetap mentanzihkan-Nya.
C.
Al-Asy’ari
Pemikiran
Teologi Al-Asy’ariyah
·
Sifat-sifat
Allah tidak dapat dibandingkan dengan sifat-sifat mausiayang tampaknya mirip
·
Kehendak Tuhan
tidak tunduk kepada siapapun
·
Mengutamakan
wahyu daripada rasio
·
Al-Qur’an adalah
kalam Allah yang kodim
·
Allah dapat
dilihat di akhirat tetapi tidak dapat digambarkan
·
Mukmin yang
berbat dosa besar adalah mukmin yang fasik
D. Pemikiran
Al-Maturidi
1. paham dan ajaran aliran Maturidiyah
Pertama, akal dan wahyu. Porsi
yang diberikan lebih banyak pada akal daripada wahyu. Kedua, perbuatan manusia.
Al-maturidi membawa teori masyiah dan ridha ke dalam masalah ini. Manusia
melakukan segala perbuatan baik dan buruk atas kehendak (masyi’ah) Tuhan.
Tetapi, tidak semuanya dengan kerelaan tuhan, karena tuhan tidak suka manusia
berbuat jahat. Dengan begitu, manusia berbuat baik atas kehendak tuhan dan
dengan kerelaan-Nya. Sebaiknya, manusia berbuat buruk juga atas kehendak tuhan
tetapi tidak atas kerelaan-Nya. Ketiga, sifat-sifat tuhan. Menurut Al-Maturidi,
sifat tidak dikatakan sebagai esensi-Ny dan bukan pula selain esensi-Nya. Sifat
tuhan itu Inheren dengan zat tanpa terpisah. Keempat, melihat Tuhan. Tuhan
kelak di akhirat dapat ditangkap dengan penglihatan karena Tuhan mempunyai
wujud walaupun Ia Immaterial. Kelima, kalam Tuhan. Al-maturidi membedakan
antara kalam (sabda) yang tersusun dengn huruf dan bersuara dengan kalam nafsi
(sabda yang sebenarnya atau makna abstrak). Keenam, pengutusan rasul. Pengutusan
rasul berfungsi sebagai sumber informasi. Ketujuh, pelaku dosa besar. Orang
yang berdosa besar tidak kafir dan tidak kekal di dalam neraka walaupun ia mati
sebelum bertobat.
2. perkembangan aliran Maturidiyah
Al-maturidi cukup popular di
dunia islam. Pemikiran kalam diterima oleh mayoritas ummat islam, termasuk
ummat islam di Indonesia. Walaupun masih kalah dengan pemikiran Al-Asy’ari.
BAB
VIII
PEMIKIRAN
KALAM ULAMA MODERN
Pemikiran teoogi modern salah
satunya adalah rasional. Rasional ini bermaksud tidak hanya mengandalkan
al-qur’an dan sunnah tetapi juga mengandalkan akal fikiran yang rasional.
Karena dengan akal, manusia dapat mengetahui kewajiban berterima kasih kepada
tuhan.
A. Pemikiran Muhammad Abduh
a.
Serangan terhadap taklid
Taklid menurut pendapatnya
adalah salah satu sebab penting yang membawa kemunduran umat islam abad ke 19
dan 20. Ia mengatakan kebiasaan memakai akal dalam menghadapi problem-problem
yang mereka hadapi, maka pembaharuan akan berjalan dengan baik didunia islam.
b.
Perbedaan manusia dari segi
akal
Perbedaan manusia baginya bukan
lagi terletak pada taka tetapi juga pada akal. Dan yang mendekatkan manusi
kepada tuhan hanyalah kesucian akal dan keraguan.
c.
Kekuatan Akal dalam Sistem
teologinya
Akal dengan sendirinya dapat sampai kepada keyakinan
tentang adanya tuhan
B. Pemikiran Muhammad Khan
Beliau
mempunyai faham yang sama dengan qadariyah. Menurutnya ia telah dikaruniai daya
berfikir berupa akal, dan daya fisik untuk merealisasikan kehendaknya. Beliau
menentang keras ajaran taklid.
C. Pemikiran Muhammad Iqbal
a.
Hakikat teologi
Menurutnya
teologi sebagai ilmu ang dimensi keimanan. Pandangan tentang teologi membuatnya
berhasil melihat anomaly (penyimpangan) yang melekat pada literature klasik.
b.
Pembuktian Tuhan
Iqbal telah
menafsirkan tuhan yang immanen (tetap ada) bagi alam.
c.
Jati Diri Manusia
Konsepnya
tentang ego, ide sentral dalam pemikiran filosofisnya. Kata itu diartikan
dengan kepribadian.
d.
Dosa
Kebangkitan
manusia dari kondisi primitive yang dikuasai hawa nafsu naluriyah kepada
pemilikan kepribadian bebas yang diperolehnya secara sadar, sehingga mampu
mengatasi kebimbangan dan kecenderungan untuk mengemangkan dan timbulnya ego
terbatas yang memiliki kemampuan untuk memilih.
e.
Surga dan Neraka
Menurutnya adalah keadaan, bukan
tempat. Gambaran tentan keduanya dalam al-qur’an adalah penampilan-penampilan
kenyataan batin secara visual, yaitu sifatnya.
BAB IX
TEOLOGI
KONTEMPORER
A. Ismail Al-Faruqi
a.
Tauhid sebagai inti
pengalaman agama
b.
Tauhid sebagai pandangan
dunia
c.
Tauhid sebagai intisari
islam
d.
Tauhid sebgai prinsip
sejarah
e.
Tauhid sebgai prinsip
pengetahuan
f.
Tauhid sebagai prinsip
metafisika
g.
Tauhid sebagai prinsip
etika
h.
Tauhid sebagai prinsip tata
sosial
i.
Tauhid sebagai prinsip
ummah
j.
Tauhid sebagai prinsip
keluarga
k.
Tauhid sebagai prinsip tata
politik
l.
Tauhid sebagai prinsip tata
ekonomi
m.
Tauhid sebagai prinsip
estetika
B. Hasan Hanafi
a.
Kritik terhadap teologi
Tradisional
Hanafi menegaskan perlunya
mengubah orientasi perangkat konseptual sistem kepercayaan (teologi) sesuai
dengan perubahan konteks politik ang terjadi
b.
Rekontruksi Teologi
Untuk memfungsikan teologi
menjadi ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi maa kini, yaitu dengan melakukan
rekontruksi dan revisi, serta membangun kembali epistemologi lama yang rancu
dan palsu menuju epistemologi baru yang shahih dan lebih signifikan.
C. Pemikiran kalam H.M
Rasyidi
a.
Tentang perbedaan ilmu
kalam dan teologi
Menurutnya ada kesan bahwa ilmu
kalam adalah teologi islam dan teologi adalah ilmu kalam kristen.
b.
tema-tema ilmu kalam
Ia menegaskan pada saat ini di
Barat sudah dirasakan bahwa akal tidak mampu mengetahui baik dan buruk
c.
Hakikat Iman
Rasyidi mengatakan bahwa iman
bukan sekedar menuju bersatunya manusia dengan tuhan, tetapi dapat dilihat
dalam dimensi konsekuensial atau hubungan manusia dengan manusia, yakni hidup
dalam masyarakat
D. Harun Nasution
a.
Peranan akal
Ia menulis bahwa akal
melambangkan kekuatan manusia. Karena akal lah manusia mempunyai kesanggupan
untuk menaklukkan makhluk lain sekitarnya. Bertambah tinggi akal manusia,
bertambah tinggilah kesanggupannya menaklukkan makhluk lain. Begitu pula
sebaliknya
b.
Pembaharuan teologi
Menurutnya jika umat islam ingin
mengubah nasib, maka hendaknya mengubah teologi mereka menuju teologi yang
berwatak free will, rasional serta mandiri.
c.
Hubungan akal dan wahyu
Akal tetap tunduk kepada teks
wahyu. Akal dipakai untuk memahami teks wahyu dan tidak untuk menentang wahyu.
Menurut harun nasution ajaran
islam harus dibagi menjadi 2, yaitu :
·
Ajaran islam yang bersifat
dasar dan absolut
·
Ajaran islam yang bersifat
pengembangan
BAB X
TEOSENTRIS
DAN ANTROPOSENTRIS
A. Latar Belakang Teologi Klasik yang Teosentris
Doktrin tauhid yang dikembangkan
nabi Muhammad SAW berwatak dinamis,
progresif dan liberatif. Ketika itu tauhid dipahami sebagai ajaran yang menyeru
umat manusia untuk hanya menyembah kepada Allah, menghambakan diri kepada-Nya.
a.
Kebebasan dalam berkehendak
(free will)
Membahas masalah perbuatan
manusia, yang menyangkut penegasan apakah itu merupakan suatu tindakan yang ditentukan oleh manusia
ataukah diikuti oleh campur tangan tuhan.
b.
Melihat Allah
Sebagaimana ilmu tentng keadaan
akhirat yang ghoib, maka tidak akan ada satu orang pun yang mampu
menerangkannya.
c.
Tuhan dan sifat-sifatnya
Kelompok mu’tazilah berpendapat
bahwa sifat-sifat Allah tidak lain adalah esensi-esensinya.
d.
Akal dan Wahyu dan Kriteria
Baik dan Buruk
Al-Asy’ari mengutamakan wahyu,
sementara Mutazilah mengutamakan akal
e.
Qadimnya Al-Qur’an
Madzhab hambali tidak mengatakan
apapun yang menyatakan bahwa al-qur’an adalah qadim akn tetapi menegaskan bahwa
ia adalah kalam Allah yang tidak diciptakan.
f.
Keadilan tuhan
Mu’tazilah mengartikan keadilan
dari visi manusia yang memiliki dirinya, sedang Al-Asy’ari dari visi bahwa
Allah adalah pemilik mutlak
g.
Kedudukan orang berdosa
Menurut al-asy’ari mukmin
berbuat dosa adalh fasik, sebab iman tidak mungkin hilang karena dosa selain
kufur. Sementara mu’tazilah beranggapan bahwa orang yang berdosa besar akan
berada pada posisi antara dua posisi.
B. Karakteristik Teologi Klasik
1.
Tekstualis
2.
Pembahasan yang vertical
3.
Belum membahas realitas
sosial
4.
Kental denagn nuansa konsep
ketuhanan
C. Akar munculnya teologi kontemporer yang antroposentris
1.
Kesadaran pentingnya
rekontruksi teologi
2.
Kritik terhadap teologi
klasik
D. Krakteristik Teologi Kontemporer
1.
Bersifat Antroposentris
2.
Integrasi teologi dan
filsafat
3.
Berparadigma kritis
4.
Berprinsip pengembangbiakan
dan apa saja boleh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar